Selasa, 22 Juli 2008

Takdir Rejeki

Rejeki dapat kita artikan sebagai keberuntungan, keberhasilan atau kenikmatan. Dalam cakupan yang lebih luas, rejeki dapat dikatakan merupakan suatu limpahan rahmat yang tidak terbatas pada materi atau bersifat kebendaan semata.

Bagi seorang pedagang, rejekinya mungkin bukan sekedar memperoleh keuntungan yang besar, tetapi juga kepuasan batin karena mampu memenuhi kebutuhan konsumennya atas suatu barang yang dibutuhkan. Bagi seorang penyanyi, rejeki mungkin bukan sekedar memperoleh bayaran yang mahal dari setiap konsernya atau penjualan hasil rekamannya, tetapi juga kepuasan batin setelah berhasil melantunkan sebuah lagu dengan baik dan penuh penghayatan, kemudian memperoleh sambutan yang antusias dari pemirsa atau penggemarnya. Bagi seorang penulis, rejeki mungkin bukan sekedar bukunya dapat dicetak dan terjual dalam jumlah yang besar atau menjadi Best Seller, tetapi juga kepuasan batin setelah dia berhasil menuangkan ide-ide pikirannya melalui tulisan dan dapat bermanfaat bagi pembacanya.

Dalam hal memperoleh rejeki ini, setiap manusia tentu mempunyai porsi dan pengalaman yang berbeda-beda pada waktu-waktu tertentu. Saat ini Si A memperoleh penghasilan yang lumayan besar dan sukses, sedangkan si B walaupun melakukan usaha yang sama kerasnya dengan Si A, tetap memperoleh hasil yang kurang memadai, bahkan tidak ada sama sekali. Namun di lain waktu, tidak menutup kemungkinan Si B akhirnya akan memperoleh hasil yang banyak dengan tak terduga, sedangkan Si A tiba-tiba mengalami kegagalan usaha dan bangkrut. Kejadian seperti ini sudah lazim dalam kehidupan manusia di belahan dunia ini.

Rejeki akan datang setelah kita berusaha, sebaliknya tanpa usaha yang keras rejeki akan jauh dari kita. Namun pada saat-saat tertentu, dapat terjadi hal yang sebaliknya. Walaupun kita telah berusaha sekuat tenaga kita, namun rejeki tetap saja jauh dari kita, sebaliknya tidak jarang terjadi, tanpa usaha secara tiba-tiba rejeki dapat datang dengan sendirinya dan begitu dekat dengan kita.

Kalau seperti itu kenyataannya, maka sudah barang tentu tidak ada satu pun diantara kita yang berani menjamin rejeki yang akan kita peroleh, apalagi menjamin rejeki orang lain. Jadi kesimpulannya, rejeki itu adalah bagian dari rahasia takdir dari Sang Maha Kuasa, Tuhan semesta alam, karena Dialah Yang Maha Mengetahui atas segala sesuatu yang pantas dan tidak pantas bagi kita.

Tidak ada komentar: